Meweknya gak melulu karena sedih dan menderita. Ada terharunya, ada bersyukurnya, ada senengnya. Makanya saya bilang campur aduk. Emang dasar si Aquarius ini kelenjar airmatanya rapuh banget, ditambah hatinya kayak jajanan rambut nenek yang kena ludah langsung lumer.
Sebenernya Natal tahun ini saya tuh antara siap nggak siap. Saya belum ngaku dosa, saya cuma dua kali misa Adven (yang pertama dan kedua), dan saya biasa-biasa aja menyambut Natal.
Terus karena siap nggak siap itulah, serentetan peristiwa yang muncul beberapa hari jelang Natal malah seakan jadi cara Tuhan dalam mempersiapkan saya menyambut kelahiran-Nya.
1. Me-time seminggu
Natal kali ini saya jadi Macaulay Culkin alias Home Alone. Mama, papa, adik, ipar, dan ponakan mudik ke Malang. Saya sih rencananya ikut, bahkan udah ambil cuti dan diapprove, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya memilih batal saja.Saya yang biasanya kalo Natal paling sibuk sana sini dan beberapa tahun belakangan absen pergi misa Malam Natal sama keluarga, malah gantian sekarang ditinggal sendirian jaga rumah. Sukurin, emang enak!
Tapi justru dengan sendirian ini saya jadi punya banyak waktu untuk diri saya sendiri dan mengambil jarak dari kesibukan. Tahun lalu, saya melewatkan malam pergantian tahun dengan retret 8 hari, menyepi, menenangkan diri, tidak nyalain hp. Sempet ngomong sama sahabat saya, Vic, tahun ini mau retret lagi deh. Tapi gatau kapan dan di mana. Eh beneran tuh dikasih waktu buat sendirian. Seminggu!
Alasan mewek: ternyata rindu juga bisa sendirian begini, ternyata jadi punya kesempatan merenungkan macem-macem, termasuk mensyukuri punya keluarga.
2. Ingin menolong teman yang kesusahan
Salah seorang teman tiba-tiba menghubungi setelah beberapa bulan terakhir 'menghilang' karena mudik ke kampung halamannya. Ia anak rantau yang tadinya bekerja di Jakarta, namun kontrak kerjanya telah habis dan memilih untuk kembali ke kampung halaman dan membangun usaha. Ia ingin menggunakan modal yang selama ini ia kumpulkan dari hasil kerja kerasnya selama di Jakarta.Singkat cerita, ia ditipu saat sudah kembali lagi ke Jakarta. Seluruh tabungannya terkuras habis. Empat hari jelang Natal ia menghubungi karena terdesak tidak lagi punya uang untuk makan sehari-hari. Lagipula ia sendirian di Jakarta. Sisa uang di rekening tinggal 8 ribu Rupiah dan beberapa puluh ribu di kantong yang ia hemat-hemat.
Sudah hampir seminggu ia hanya makan satu kali sehari, itu pun kadang hanya mi instan. Tubuhnya jauh lebih kurus dibanding tahun lalu saat pertama kali kami bertemu. Suaranya di telepon begitu kalut namun sekaligus sungkan karena tak ingin membebani saya dengan kisahnya.
Alasan mewek: Bayangkan, empat hari sebelum Natal, sendirian di rantau, tidak punya uang untuk bertahan hidup, dan tidak tahu harus minta tolong siapa. Keluarga di kampung? Dia tulang punggung keluarga! Saat menghubungi saya, posisi saya belum gajian dan keuangan lagi seret. Sedih sekali hati saya karena sebenarnya saya ingin membantu tetapi saya tak punya cukup uang.
3. Relasi saya sama Tuhan
Kalau yang pernah baca postingan saya sebelum ini tentang bagaimana saya akhirnya mendapat pekerjaan setelah berbulan-bulan luntang-lantung, tentu tahu betapa saya mensyukuri pekerjaan saya yang sekarang.Inget banget tanggal-tanggal segini tahun lalu jelang Natal, nasib saya serba nggak pasti. Mau menghadapi tahun baru tapi masa depan saya warnanya suram ketika itu. Saya terombang-ambing gatau mau ke arah mana, gatau mau ngapain, gatau bakal seperti apa.
Kalau dulu saya sering meragukan bahwa Tuhan ada bersama saya ketika masa-masa sulit nyari kerjaan, sekarang justru ketika akhirnya saya punya pekerjaan dan penghasilan tetap, eh malah saya yang kayaknya lupa sama Dia.
Saya merasa hubungan saya dan Tuhan udah nggak mesra lagi. Saya sombong mengira yang saya lakukan dan yang saya punya semata-mata karena kehebatan saya. Saya ketampar banget dengan sebuah quote dari Esjepe: Tuhan tidak pernah pergi, kita yang sering meninggalkan-Nya. DANG!
Kemarin waktu BuBoss nanyain kami satu per satu momen terbaik di 2017, saya jadi diingatkan lagi dengan apa yang terjadi sepanjang tahun. Buat saya tahun ini cukup berat, saya pernah merasa berada di titik terendah, saya pernah begitu putus asa, saya pernah misa setiap hari sambil nangis karena cuma itu satu-satunya cara yang saya tahu saking kalutnya saya.
Alasan mewek: rindu sekali masa-masa ketika mesra banget sama Tuhan, perasaan yang penuh karena dilimpahi cinta Tuhan yang begitu besar. Ketika menyadari keadaan saya sekarang dan menoleh ke pengalaman yang udah lewat, ternyata Tuhan telah membimbing saya berjalan begitu jauh bersama-Nya.
4. Rejeki berlimpah lewat pekerjaan dan teman-teman
Berkaitan dengan pekerjaan, saya senang punya teman-teman baru di kantor yang sekarang ini. Dengan beragam karakter yang kadang bikin nge-gas, tapi kadang ngangenin, saya jadi merasa punya keluarga baru.Ceritanya, jelang Natal kami main Secret Santa, menjadi Santa Claus bagi teman lain yang namanya sudah dipilih berdasarkan undian. Kami harus membelikan kado dengan budget yang sudah ditentukan untuk si teman tanpa sepengetahuannya.
Buat saya, Secret Santa ini adalah praktek sesungguhnya dari quote Santo Ignatius yang paling saya suka: to give and not to count the cost. Saya benar-benar mikirin hadiah apa yang akan saya berikan untuk teman saya tanpa saya peduli apakah over budget atau tidak. Saya hanya berusaha membayangkan perasaan si teman saat menerima hadiah dari saya nantinya.
Tetapi sekaligus saya tidak mau berharap banyak hadiah apa yang akan saya dapatkan nantinya. Ternyata buat saya justru saat melihat si penerima hadiah tersenyum senang, saya jadi ikutan bahagia.
Kali ini saya jadi Secret Santa untuk Astari, teman kantor yang sedang hamil 7 minggu. Saya menyiapkan pregnancy milestone card + anti stretchmark oil dari Herbilogy. Saya bahagia sekali melihat Astari menyukai hadiah yang saya berikan.
Lalu, bagaimana dengan hadiah yang saya terima? Secret Santa saya bernama Angga, graphic designer di kantor. Angga membelikan saya sepasang pelindung sepatu agar tidak basah saat hujan.
Saya terkejut saat membuka kertas koran yang melapisi hadiah tersebut. Karena benda itu amat saya butuhkan!
Diam-diam Angga memperhatikan bahwa saya sering kehujanan saat datang ke kantor. Meski sudah mengenakan jas hujan, tetapi area celana bagian bawah dan sepatu saya selalu becek basah kuyup. Dengan AC kantor yang dinginnya macem mantan pacar yang sakit hati #eh #naon, saya jadi sering menggigil dan ga enak badan.
Ternyata ketika saya tidak mengharapkan apa-apa saat memberikan kado untuk Astari, justru dibalas dengan kemurahan hati Tuhan lewat Angga. Saya jadi double happy, pertama karena kado saya untuk Astari berguna dan kedua karena saya dapet kado yang berguna buat saya. Saya jadi ga sabar pengen hujan biar bisa nyobain si pelindung sepatu hahaha.
Hal lain lagi yang jadi highlight adalah Christmas Dinner team Indonesia sama BuBoss. Di kantor, cuma saya yang Natalan tapi ketika Christmas Dinner kemarin saya happy karena bisa makan bersama dengan teman-teman berhubung saya home alone.
Alasan mewek: perasaan dicintai oleh Tuhan lewat hadiah Secret Santa dan lewat makan malam bersama teman kantor.
5. Jadi saluran rejeki bagi orang lain
22 Desember, hari terakhir saya ngantor sebelum libur panjang, tiba-tiba saya dikabarin dapet THR Natal. Padahal kalo di kantor-kantor sebelumnya saya selalu dapet THR ngikutin yang mayoritas.Pas duit lagi menipis, pas ada temen yang kesusahan, eh pas banget THR masuk. Saya jadi makin yakin bahwa saya adalah perpanjangan tangan Tuhan buat bantuin temen saya. Saya juga yakin bahwa sebagian dari THR yang saya dapet, ada rejekinya temen saya di situ.
Alasan mewek: jadi semakin mengamini segala sesuatu indah pada waktu-Nya
6. Tentang berpikiran positif dan kebaikan hati
Sudah berapa banyak orang bilang bahwa hati saya terlalu baik, bahwa pikiran saya terlalu positif, bahwa bisa saja saya jadi dimanfaatkan dan dibohongi orang, bahwa hidup tak selamanya berwarna pink bungabunga balonwarnawarni kupukupu burungberkicau cupcakes unicorn pelangi anginsemilir, bahwa hidup juga ada mendung badai banjir penyakitmematikan pengkhianatan berwarna abu-abu.Tentu saja berkaitan dengan kisah teman saya yang butuh bantuan. Beberapa teman lain mengatakan bahwa saya begitu mudah percaya. Bisa saja teman saya berbohong. Bisa saja ia hanya memanfaatkan saya.
Apa pun itu, saya memilih untuk tetap berpikir postif, untuk tetap bersikap baik. Saya inget quote ini dari I Wrote This For You:
Alasan mewek: saya nggak pernah sadar soal sikap positif dan kebaikan hati hingga beberapa orang mengingatkan saya akan hal ini. Lagi-lagi saya bersyukur Tuhan telah menjadikan hati saya tetap baik (meski rapuh kayak tahu sutra).
7. Ketemu driver ojek tuna rungu yang baik hati
Setelah bertemu teman saya, saya pulang naik ojek online. Saat driver mengambil order saya, muncul keterangan pada aplikasi bahwa driver saya seorang tuna rungu. Saya pikir ini tidak akan jadi masalah, saya hanya ingin segera sampai rumah karena sudah lelah.Pak driver kirim chat menanyakan titik penjemputan. Untungnya ada fitur chat yang memudahkan saya berkomunikasi dengan pak driver.
Selama perjalanan saya nggak brenti nangis mikirin nasib temen saya (udah dibilangin kelenjar airmata saya bocor macem diaper bayi 4 jam belom diganti). Nangisnya cuma airmata aja ngalir terus, nggak sampe sesenggukan. Tangan saya sibuk berkali-kali ngelap airmata. Nah, mungkin pas lagi kayak gini si pak driver sempet liat dari spion.
Tiba-tiba, pak driver minggirin motornya dan ngeluarin HP. Lagi-lagi dia ngechat: Ibu baik-baik aja? Tasnya mau ditaruh di depan? BLAAARRR! Airmata makin ngocor, pemirsaaa...
Alasan mewek: Dengan segala keterbatasannya, si pak driver khawatir dengan saya. Tuhan tuh kayak mau bilang, "Tenang aja kamu nggak sendirian."
Selamat Natal ya teman-teman. Semoga hatimu selalu dipenuhi cinta dan kedamaian.
0 kicauan:
Post a Comment