Tuesday, November 30, 2010

BBG: Bukan Bermaksud Gombal

kemarin saya dan beberapa teman mengikuti acara kumpul-kumpul mahasiswa Katolik UI. meskipun saya bukan lagi mahasiswa, namun saya tetap diminta hadir sebagai salah satu mentor.


dalam salah satu acara, saya dan teman-teman satu kelompok diminta menampilkan parodi reality show. kami pun memodifikasi reality show Katakan Cinta menjadi Katakan Gombal. tentu saja script dan ide cerita kami buat bersama. sebagian besar line-line gombalan berasal dari jurus gombalan andalan saya. malam itu kelompok kami sukses mengundang tepuk tangan meriah dari temanteman lain. belum lagi line-line gombalan tersebut jadi semakin sering dipakai dalam percakapan mereka.


saya memang akrab dengan jurus-jurus gombalan. bukan, bukan karena saya sering digombalin (pernah kok digombalin, meski ga sering). tapi karena saya sering bermain adu gombal sama teman-teman pria.


urusan gombal menggombal memang identik dengan kaum pria demi mendekati sang pujaan hati. tetapi bukan berarti saya yang wanita ini kalah dengan para pria dalam urusan gombal. bahkan saya pernah dijuluki si ratu gombal karena berhasil mengalahkan seorang teman pria dalam adu gombal.


kalau ditanya dari mana saya mendapatkan ilmu gombal, beberapa teman pasti akan menjawab: "itu sih emang karena udah bakatnya Gone. mengalir dalam darah. ngomong serius pun kadang jatohnya jadi gombal kalo Gone yang ngomong."


saya juga bingung dari mana kata-kata manis itu keluar. kadang tercetus begitu saja dari mulut. kadang terinspirasi dari gombalan orang lain yang kemudian saya modifikasi sedikit. lebih oke lagi kalau suasana mendukung.


saat lagi jatuh cinta adalah masa-masa paling produktif untuk menghasilkan jurus menggombal. tetapi tentu saja jurus-jurus tersebut tidak pernah saya praktekkan pada sang gebetan. bisa-bisa dia kabur duluan karena malu kalah gombal dibanding saya.


beberapa kali saya pernah digombali. tetapi entah mengapa menurut saya gombalan pria-pria itu tidak pernah berhasil membuat saya tersipu, muka memerah, hati meleleh, atau memukul-mukul manja. kadang kalau iseng, gombalan mereka saya edit kemudian saya pakai sebagai salah satu jurus gombalan ketika bermain adu gombal.


namun, suatu hari saya pernah merasa tersanjung oleh kalimat-kalimat yang diucapkan oleh seorang pria. mungkin ia tidak pernah bermaksud menggombali saya. mungkin hanya saya yang menangkap ini sebagai sebuah gombalan. dan mungkiiiinnn ia tidak menyadari bahwa kalimat-kalimatnya sukses membuat saya tersipu, muka saya memerah, hati meleleh, mata berbinar-binar. dan kalau saja ia ada di dekat saya ketika mengucapkan kalimat-kalimat itu, saya pasti akan memukul-mukul manja dirinya.




Pria: jadi komunitas itu akan melakukan kegiatan apa saja?
Saya: loh kamu daftar komunitas itu emang ga dibaca dulu penjelasannya? kirain aku, kamu ikut komunitas itu karena udah tau akan ngapain aja...
Pria: nggak, aku ikut komunitas itu karena aku tau kamu
Saya: jadi kamu asal nyemplung aja? wah nekat banget sih
Pria: karena aku tau kamu ga akan ngasih empang yang salah


*nama orang dan nama komunitas disamarkan demi kebaikan bersama

Wednesday, October 27, 2010

suka disakiti :)

panggil aku si masokis

karena aku hanya sedikit meringis

ketika luka yang sama kembali teriris



tidak, tidak!

kini aku tak lagi menangis

karena semua tentangmu kuingat dengan manis

Monday, October 11, 2010

Kisah-kisah yang Mengingatkan

Jumat 8 Oktober 2010 saya pergi menonton pementasan teater oleh Teater Satu, Lampung. Mereka membawakan lagi lakon yang sama persis seperti tahun lalu. Hanya bedanya kali ini dimainkan di Teater Kecil, TIM sedangkan tahun lalu di Salihara, Pasar Minggu.


Perasaan saya mengatakan bahwa malam itu akan menjadi malam yang panjang, malam yang menguras emosi saya. Dan sebenarnya saya bisa saja memutuskan untuk tidak jadi menonton, membatalkan janji dengan kedua teman saya untuk menonton pertunjukkan itu bersama. Namun hati kecil saya mengatakan bahwa saya harus melewati malam itu jika saya benar-benar ingin berdamai dengan keadaan saya. Malam itu akan menjadi salah satu bagian dari proses rekonsiliasi saya selama ini dengan mereka yang pernah melukai saya maupun dengan diri saya sendiri.

Saya menunggu waktu dimulainya pertunjukkan dengan perasaan tidak karuan. Saya tahu bahwa pertunjukkan ini pasti akan menguras emosi saya. Saya tahu itu dari judul pertunjukkan ini: "Kisah-kisah yang Mengingatkan".

Ya, saya kembali diingatkan dengan kisah saya sendiri melalui pertunjukkan teater ini. Saya tidak berhenti menangis sejak 5 menit pertama hingga sesaat sebelum lampu di Teater Kecil menyala lagi. Bahkan saya masih terus menangis hingga menuju parkiran mobil, saat di angkot, maupun ketika sudah sampai rumah. Saya tidak menyangka efek menonton pertunjukkan itu akan sedemikian hebatnya.

Saya tidak ingin membahas keunggulan teknik seni peran dan seni panggung Teater Satu Lampung. Salah seorang teman yang juga ikut menonton bersama saya telah membuat ulasan mengenai hal ini (dan akan saya posting nanti). Namun saya akan menceritakan beberapa bagian dari teater itu yang membekas dalam hati dan ingatan saya.



Lelaki itu terus saja mengeluarkan kenangan-kenangan perih sedangkan kekasihnya, Sang, masih saja berharap dapat merajut kembali kisah mereka yang tertunda. Dan mereka saling melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk menemukan apa yang masih tersisa dari kisah mereka. Mereka terjebak dalam kisah-kisah mereka sendiri. Mereka tidak mau kembali ke dunia nyata karena kehidupan mereka tidak lagi penuh pesona.


"Kalau saja aku tidak melalui jalan itu, aku tidak perlu bertemu dengan kau. Dan aku tidak perlu meledakkan belakang kepalaku yang penuh dengan kenangan tentangmu"


"Bagaimana bisa aku terlupa pada dia yang telah membuat hatiku terikat?"


"Kau selalu bercerita”

Dan kau selalu mendengarkan ceritaku

“Aku melakukan apapun untuk bisa mendengar ceritamu”

Kau buatkan aku kopi. Kopimu kemanisan. Tapi aku bahagia

“Serbuk kopi dari cangkir menempel di bibirmu”

Ya, dan aku ingat kau memberikan selembar saputangan

“Kau lipat dua saputangan itu dan kau usap bibirmu. Serbuk kopi berpindah ke saputangan itu”

Setelah itu kau ambil lagi saputangan itu

“Ya, diam-diam aku menempelkan bibirku pada bekas bibirmu”


“Masuklah, di luar dingin dan gelap”

Tidak apa-apa, semakin gelap justru semakin baik. Kau jadi semakin bersinar

“Tetapi aku tidak bisa melihat wajahmu”

Tidak penting, karena kaulah yang harus terus bercahaya


Kau menyuguhkan aku opor ayam. Masakanmu terlalu asin. Lagipula ini bukan hari raya. Tapi aku bahagia




Dear: my part time lover and full time friend

Aku masih mengingat dengan jelas ceritamu ketika menyaksikan teater ini tahun lalu. Mungkin hanya aku yang masih terjebak dalam kisah-kisah kita. Sebenarnya aku tidak mau terus menerus hidup di dunia imajinasi ini dan hilang dalam ratusan kisah yang kututurkan sendiri.
Namun aku pun tak mau kembali ke kehidupan nyata, di negeri yang jauh di batas ingat dan lupa. Aku tak mau hidup tanpa pesona dan kehilangan jiwa. Seperti kamu yang telah kehilangan kenangan dan impian tentang kita.

Friday, September 17, 2010

tentang mengampuni


2 bulan lalu saya marah. saya terluka. saya sedih. saya kecewa. saya dibohongi. saya dikhianati. saya yang paling menderita atas sebuah kejadian yang menimpa saya.

seminggu pertama setelah kejadian itu saya hanya bisa menangis. mengapa kalian berdua tega melakukan itu terhadap saya??

minggu berikutnya saya memulai novena. permintaan saya sederhana: mohon agar diberi kesabaran dan ketabahan hati untuk mau mengampuni. namun di minggu itu juga, rasa sedih berubah menjadi marah. saya tidak mau lagi berhubungan dengan mereka yang telah menyakiti saya.

minggu-minggu berikutnya novena tetap berjalan. namun kemarahan pun tidak seketika itu sirna. setiap kali mengingat semua kejadian itu rasa pahit di hati merayap hingga bibir. saya mulai malas makan dan mual.

saya juga mulai membaca buku-buku yang bisa membantu saya melepaskan kemarahan. saya membaca buku Ajahn Brahm yang berjudul Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya. dalam buku itu dikatakan bahwa amarah ibarat monster yang akan semakin besar jika diberi makanan berupa: kebencian, kata-kata kasar, pikiran buruk, maupun kemarahan itu sendiri. Sebaliknya jika diberi makanan berupa kebaikan hati dan kelembutan maka si monster amarah akan mengecil dan menghilang.

namun saya mengartikan kata-kata Ajahn Brahm dengan cara berbeda. saya memberi makan si monster amarah dengan makanan yang baik: sushi, burger, seafood, es krim, cokelat, dan berbagai makanan lainnya yang saya sukai. tentu saja si monster amarah tetap tumbuh subur di hati dan ditambah pula saya yang semakin 'subur' karena menyantap berbagai makanan enak itu.

selain buku Ajahn Brahm, saya juga membaca komik Buddha karya Osamu Tezuka. cara hidup Buddha benar-benar luar biasa. tetapi tetap saja, rasa marah itu belum hilang sepenuhnya dari hati saya.

saya seringkali bertanya pada sahabat-sahabat saya: pantaskah saya marah kepada orang-orang yang telah menyakiti hati saya?

jawaban-jawaban mereka berbeda-beda. ada yang bilang bahwa saya berhak marah supaya saya tidak lagi diinjak-injak perasaannya oleh mereka yang menyakiti saya. namun sahabat yang lain bilang bahwa saya harus belajar memaafkan mereka. dan tidur malam saya tidak lagi nyenyak karena pertanyaan itu terus berulang di kepala.


saya semakin bimbang.


dalam beberapa misa mingguan, saya sering mendengar khotbah mengenai memaafkan, mengampuni, dan sebagainya. harusnya saya menyadarinya sebagai suara Tuhan yang menyapa saya supaya saya mau memaafkan. tetapi lagi-lagi suara Tuhan pun kalah oleh perasaan marah, sedih, sakit hati, kecewa.

kadang ketika sedang browsing internet saya secara tidak sengaja menemukan artikel mengenai memaafkan. saya sering meluangkan waktu untuk membaca artikel-artikel tersebut. satu hal yang paling saya ingat adalah bahwa paling sulit untuk memaafkan diri sendiri. rasanya saya mungkin perlu berdamai dengan diri saya sendiri sebelum akhirnya bisa memaafkan mereka yang telah menyakiti saya. saya ingat Buddha pernah berkata bahwa bukan cuma kamu yang paling menderita sebenarnya, karena mereka yang telah menyakitimu juga merasakan penderitaan. dan ini cara saya berdamai dengan diri sendiri. saya terus menerus mengingat bahwa bukan cuma saya yang menderita dengan kejadian ini. mereka yang melukai saya juga menderita karena saya memutuskan hubungan dengan mereka. para sahabat saya juga ikut menderita melihat saya menangis dan marah terus-terusan. murid-murid saya juga menderita melihat gurunya tidak ceria.

suatu hari seorang teman men-tag saya dalam sebuah note facebooknya. bagian yang membuat saya merasa tertampar adalah: ketika Anda memaafkan, maafkanlah dengan iman, bukan dengan perasaan Anda. saya merenungkan kalimat ini berkali-kali. saya mengingat kembali perjalanan novena saya(yang ketika itu sudah minggu ke 8, sudah hampir berakhir). saya mengingat juga apa yang saya minta dalam novena itu: kesabaran dan ketabahan hati untuk memaafkan.

jika saya percaya bahwa dengan novena maka doa saya dikabulkan, berarti saya memiliki iman. namun selama ini saya terus menerus dipenuhi rasa marah. saya tidak pernah benar-benar memaafkan mereka dengan iman. malam itu saya terus merenung dan akhirnya memutuskan untuk mendoakan mereka yang telah menyakiti saya. saya telah mengampuni mereka karena Tuhan juga mengampuni kesalahan-kesalahan saya.



malam itu saya tidur dengan nyenyak. dan di pagi hari saya dapat tersenyum. rasanya beban sudah terangkat. langkah saya terasa lebih ringan. saya pun menulis status di facebook: sudah kumaafkan :) :) :)

saya tidak lagi menyimpan kemarahan. kemarahan akan terus menggerogoti kesehatanmu. serta hidupmu yang berharga.

seperti kata Ajahn Brahm
Don't carry the burden of anger throughout your precious life. Let anger go, and be free.




Tuesday, August 31, 2010

mendadak muncul

tibatiba lagu ini muncul di kepala. lagu yang aneh. lagu jaman SMP.

Masa muda, sungguh senang
jiwa penuh dengan cita-cita
Dengan api yang tak pernah
kunjung padam
selalu membakar dalam kalbu

Masa mudaku, masa yang kukenang
Masa Tuhan memanggilku
Masa mudaku, masa yang terindah
Ku tinggalkan smua dosaku

Lalalalalalalalalalalala


*ih astaga kenapa tibatiba gue nyanyiin ginian sih?

Monday, August 30, 2010

jongkok dan garukgaruk tanah

paragraf terakhir dari bab pertama buku Marmut Merah Jambu nya Raditya Dika sukses bikin saya melakukan adegan seperti yang saya sebutkan pada judul note ini. sebenernya mulai dari baca judul babnya aja hati saya udah mencelos. rasanya kok seperti pernah mengalami ya. hahaha. judul babnya: Orang yang Jatuh Cinta Diam-diam. dan ini saya tulisin paragaraf terakhirnya ya.


Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.


keyword: mendoakan, menerima, jatuh cinta sendirian


tapiiii... namanya juga manusia. bilangnya sih ikhlas. cuma lain di mulut, lain di twitter. haha.


*1 Agustus 2010. diambil dari note facebook

Saturday, August 28, 2010

Pantai Krakal 5 Juli 2010

aku menuliskan namamu di pasir. aku meneriakkan namamu dalam hati. aku membiarkan airmataku bercampur dengan ombak. aku membiarkan rinduku diketahui oleh angin.


aku tahu saat ini akan tiba.


ombak akan menghapus namamu. angin tak akan menyampaikan rinduku. dan kamu tak akan pernah jadi milikku.

Saturday, August 21, 2010

Makes Me Think


Makes Me Think - MMT #8986

Friday, August 13, 2010

Misha, Abi, dan Raisha

Misha, Abi, dan Raisha adalah teman satu kelas sejak di kelas Bintang. Misha selalu ingin bersama Abi saat melakukan kegiatan di sekolah. Di mana ada Abi, pasti di situ ada Misha.

Misha juga akrab dengan Raisha. Mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bersamasama.

Misha, Abi, dan Raisha sudah naik kelas. Misha, Abi, dan Raisha kini duduk di kelas Matahari. Meski mereka berada di grup yang berbeda di kelas, Misha, Abi, dan Raisha tetap bermain bersama.

Misha masih tetap bermain bersama Abi. Misha dan Raisha tetap berangkat dan pulang bersama.

Hingga suatu hari, Raisha datang ke sekolah tidak bersama Misha. Tetapi Raisha datang sambil bergandengan tangan dengan Abi. Dan hari itu, Misha datang ke sekolah terlambat.



Cerita mereka terlalu mirip dengan cerita saya. Ya atau mungkin saya yang membuatnya seolaholah mirip. Entahlah. Tetapi saya hanya berharap Misha, Abi, dan Raisha memiliki jalan mereka sendiri untuk bahagia. Saya berharap Misha, Abi, dan Raisha masih dapat terus bersahabat hingga mereka besar nanti.

Wednesday, August 11, 2010

Novena Santo Antonius dari Padua

Sejak 27 Juli 2010 setiap Selasa sore jam 5 di Gereja Hati Kudus Kramat saya memulai lagi doa novena, persis seperti yang saya lakukan tahun lalu.

ceritanya khusyuk berdoa =P



Namun partner yang menemani berdoa berbeda dari tahun lalu. Tahun lalu berdoa bareng Tante Cicil. Kalau tahun ini...

Widha, si adik junior yang setia dengerin kakaknya meracau



Selain itu permohonan tahun ini pun tidak sama. Tahun lalu memohon agar bisa segera lulus dari UI.

bukan, bukan ini kok permohonan tahun ini, hehe



Sungguh, bukan itu permohonan saya untuk tahun ini :)

Tahun ini saya hanya memohon kesabaran dan ketabahan hati

Tuesday, August 10, 2010

kumpulin handphone!

Big Boss bikin peraturan baru:

Semua handphone harus dikumpulkan ke Bu Kepsek sebelum mulai ngajar

Wakwaaaawww kayak anak SMA aja deh mesti ngumpulin handphone. Tapi bukan Big Boss namanya kalo nggak bikin peraturan anehaneh. Yaaa kita lihat saja nanti peraturan ini akan berjalan berapa lama. Hihihihi :)

Monday, August 09, 2010

Senin yang luarbiasa

Entah ada apa dengan hari Senin ini. Rasanya terlalu banyak anakanak Wonderful Planet yang mengalami 'kejadian luar biasa'. Dimulai saat pagi hari ketika jam bermain bebas di luar. Anakanak kelas Matahari (playgroup) sudah masuk. Tinggal lima orang guru toddler yang harus menjaga sembilan anak kelas Bintang (toddler). Minggu ini saya bertugas menjaga di sudut ayunan dan perosotan. Saat saya sedang mengawasi beberapa anak kelas Bintang yang bermain perosotan, tibatiba Ramiel berlari menuju tangga perosotan. Karena Ramiel masih terlalu kecil dan belum dapat menjaga keseimbangan, maka kakinya (tepatnya di bagian tulang kering) terbentur tangga perosotan. Kejadian berikutnya sudah dapat ditebak. Kaki Ramiel membiru, Ramiel nangis, pengasuhnya panik, Bu Wakepsek sibuk nelponin ibunya Ramiel untuk memberi laporan, dan Ramiel akhirnya dibawa pulang. *astaga!


Kejadian berikutnya terjadi di ruang gym. Sekitar pukul 10.30 kelas Bintang bermain bebas di dalam. Saya bertugas menjaga sudut konstruksi. Hari ini mainan di sudut konstruksi sangat menarik (sehingga membuat saya sibuk bermain, hehe). Ada roket (plus astronot plus alien plus pesawat luar angkasa), garasi (plus mobilmobilan plus track), rumahrumahan (plus orangorangan plus perabotan) dan mainan kudakudaan dari plastik yang dipompa(kayak balon plastik gitu deh). Nah saat saya sedang asyik bermain roket dengan Farrel, Bu Kepala Guru Toddler mengajak Morla bermain kudakudaan. Baru saja Morla duduk di atas kuda, dia mental lagi dan terlempar ke belakang. Morla jatuh dengan posisi telentang dan kepala membentur lantai ruang gym. Morla tidak menangis, hanya mengusapusap kepalanya sambil mengeluh kesakitan. Saat dicek ternyata kepalanya benjol. *dobelastaga!!


Terakhir adalah kejadian luar biasa yang menimpa anak kelas Matahari. Saya tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. Saat mendekati jam pulang sekolah kelas Matahari, tibatiba Alana dibawa ke perpustakaan. Jempol kaki Alana terluka. Kukunya terangkat 90 derajat. Saat ia sedang berjalan, ia kesandung loker mainan yang sedang didorong oleh temantemannya. Nah ini lebih heboh lagi. Bu Wakepsek nelpon Mamanya Alana, terus jempol kaki Alana difoto dan fotonya dikirim via BBM, kemudian papa Alana datang menjemput, Alana dibawa ke dokter, setelah itu papa Alana kembali ke sekolah untuk meminta rekonstruksi kejadian.
*dobelastagaditambahgelenggelengkepala


Semoga 'kejadian luar biasa' nya cuma sampe hari ini saja. Bisabisa saya sakit jantung kalau sering ngeliat muridmurid saya mengalami kejadian luar biasa.




ps: saya nulis ini ambil degdegan besok pagi dimarahin sama bu Kepsek ketika briefing pagi, hehe >.<"
 

(c)2009 racauan si tukang cerita. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger