Tuesday, November 30, 2010
BBG: Bukan Bermaksud Gombal
Wednesday, October 27, 2010
suka disakiti :)
Monday, October 11, 2010
Kisah-kisah yang Mengingatkan
Jumat 8 Oktober 2010 saya pergi menonton pementasan teater oleh Teater Satu, Lampung. Mereka membawakan lagi lakon yang sama persis seperti tahun lalu. Hanya bedanya kali ini dimainkan di Teater Kecil, TIM sedangkan tahun lalu di Salihara, Pasar Minggu.
Perasaan saya mengatakan bahwa malam itu akan menjadi malam yang panjang, malam yang menguras emosi saya. Dan sebenarnya saya bisa saja memutuskan untuk tidak jadi menonton, membatalkan janji dengan kedua teman saya untuk menonton pertunjukkan itu bersama. Namun hati kecil saya mengatakan bahwa saya harus melewati malam itu jika saya benar-benar ingin berdamai dengan keadaan saya. Malam itu akan menjadi salah satu bagian dari proses rekonsiliasi saya selama ini dengan mereka yang pernah melukai saya maupun dengan diri saya sendiri.
Saya menunggu waktu dimulainya pertunjukkan dengan perasaan tidak karuan. Saya tahu bahwa pertunjukkan ini pasti akan menguras emosi saya. Saya tahu itu dari judul pertunjukkan ini: "Kisah-kisah yang Mengingatkan".
Ya, saya kembali diingatkan dengan kisah saya sendiri melalui pertunjukkan teater ini. Saya tidak berhenti menangis sejak 5 menit pertama hingga sesaat sebelum lampu di Teater Kecil menyala lagi. Bahkan saya masih terus menangis hingga menuju parkiran mobil, saat di angkot, maupun ketika sudah sampai rumah. Saya tidak menyangka efek menonton pertunjukkan itu akan sedemikian hebatnya.
Saya tidak ingin membahas keunggulan teknik seni peran dan seni panggung Teater Satu Lampung. Salah seorang teman yang juga ikut menonton bersama saya telah membuat ulasan mengenai hal ini (dan akan saya posting nanti). Namun saya akan menceritakan beberapa bagian dari teater itu yang membekas dalam hati dan ingatan saya.
Lelaki itu terus saja mengeluarkan kenangan-kenangan perih sedangkan kekasihnya, Sang, masih saja berharap dapat merajut kembali kisah mereka yang tertunda. Dan mereka saling melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk menemukan apa yang masih tersisa dari kisah mereka. Mereka terjebak dalam kisah-kisah mereka sendiri. Mereka tidak mau kembali ke dunia nyata karena kehidupan mereka tidak lagi penuh pesona.
"Kalau saja aku tidak melalui jalan itu, aku tidak perlu bertemu dengan kau. Dan aku tidak perlu meledakkan belakang kepalaku yang penuh dengan kenangan tentangmu"
"Bagaimana bisa aku terlupa pada dia yang telah membuat hatiku terikat?"
"Kau selalu bercerita”
“Dan kau selalu mendengarkan ceritaku”
“Aku melakukan apapun untuk bisa mendengar ceritamu”
“Kau buatkan aku kopi. Kopimu kemanisan. Tapi aku bahagia”
“Serbuk kopi dari cangkir menempel di bibirmu”
“Ya, dan aku ingat kau memberikan selembar saputangan”
“Kau lipat dua saputangan itu dan kau usap bibirmu. Serbuk kopi berpindah ke saputangan itu”
“Setelah itu kau ambil lagi saputangan itu”
“Ya, diam-diam aku menempelkan bibirku pada bekas bibirmu”
“Masuklah, di luar dingin dan gelap”
“Tidak apa-apa, semakin gelap justru semakin baik. Kau jadi semakin bersinar”
“Tetapi aku tidak bisa melihat wajahmu”
“Tidak penting, karena kaulah yang harus terus bercahaya”
“Kau menyuguhkan aku opor ayam. Masakanmu terlalu asin. Lagipula ini bukan hari raya. Tapi aku bahagia”
Dear: my part time lover and full time friend
Aku masih mengingat dengan jelas ceritamu ketika menyaksikan teater ini tahun lalu. Mungkin hanya aku yang masih terjebak dalam kisah-kisah kita. Sebenarnya aku tidak mau terus menerus hidup di dunia imajinasi ini dan hilang dalam ratusan kisah yang kututurkan sendiri.
Namun aku pun tak mau kembali ke kehidupan nyata, di negeri yang jauh di batas ingat dan lupa. Aku tak mau hidup tanpa pesona dan kehilangan jiwa. Seperti kamu yang telah kehilangan kenangan dan impian tentang kita.
Friday, September 17, 2010
tentang mengampuni
Don't carry the burden of anger throughout your precious life. Let anger go, and be free.
Tuesday, August 31, 2010
mendadak muncul
Monday, August 30, 2010
jongkok dan garukgaruk tanah
Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.
Saturday, August 28, 2010
Pantai Krakal 5 Juli 2010
aku tahu saat ini akan tiba.
ombak akan menghapus namamu. angin tak akan menyampaikan rinduku. dan kamu tak akan pernah jadi milikku.
Saturday, August 21, 2010
Makes Me Think
Friday, August 13, 2010
Misha, Abi, dan Raisha
Wednesday, August 11, 2010
Novena Santo Antonius dari Padua
Tuesday, August 10, 2010
kumpulin handphone!
Wakwaaaawww kayak anak SMA aja deh mesti ngumpulin handphone. Tapi bukan Big Boss namanya kalo nggak bikin peraturan anehaneh. Yaaa kita lihat saja nanti peraturan ini akan berjalan berapa lama. Hihihihi :)