Wednesday, June 01, 2011

selalu miris kalo bagi rapot :(

Dua hari ini di Wonderful Planet ada pembagian Laporan Perkembangan. Semacam rapot. Orangtua murid diminta hadir sesuai jadwal. Masingmasing jamnya bedabeda. Biar ga perlu nunggu giliran terlalu lama. Apalagi jadwal pertemuannya di hari kerja.



Hampir semua orangtua sibuk bekerja, baik ayah maupun ibunya. Hanya beberapa yang ibu rumah tangga. Di selasela kesibukan, mereka masih menyempatkan diri untuk datang dan berbincang dengan guru tentang perkembangan anak mereka. Saya sangat menghargai itu. Sungguh.



Tapi ada beberapa orangtua yang begitu sibuknya dengan karir mereka sehingga tidak sempat hadir atau bahkan lupa bahwa mereka seharusnya datang ke sekolah.



Ada satu anak yang ibunya dokter spesialis dan bapaknya sedang kuliah lagi sambil bekerja. Hari itu seharusnya si anak libur dan hanya orangtuanya yang datang untuk pembagian Laporan Perkembangan. Namun ayah maupun ibunya tidak hadir. Si anak tetap datang ke sekolah dengan si bibik. Padahal surat pemberitahuan yang berisi jadwal pembagian Laporan Perkembangan sudah dibagikan. Sms untuk mengingatkan pun sudah dikirimkan. Akhirnya pihak sekolah menelepon orangtuanya. Si ayah akhirnya datang sambil meminta maaf karena datang terlambat dan tidak memakai baju yang rapi.


Buat saya, baju rapi ataupun kaos dengan sendal jepit bukan masalahnya. Datang terlambat pun masih bisa ditolerir. Tapi kalau surat pemberitahuan tidak dibaca, kalau sampai lupa bahwa hari itu jadwal bagi rapot, kalau sampai harus diingatkan oleh pihak sekolah, rasanya kok ga ada perhatiannya sama sekali. Saya jadi ingin menangis. Memangnya ga pengen ya mengetahui perkembangan anak sendiri? Saya saja sebagai guru begitu antusias melaporkan perkembangan anakanak mereka.



Cerita lain lagi, ada orangtua yang dijadwalkan untuk datang hari Selasa pagi. Sampai siang tidak ada kabar. Lagilagi pihak sekolah menelepon. Dan si ibu meminta diganti jadwalnya menjadi hari Rabu. Lalu sesuai jadwal, si ibu datang pada hari Rabu. Ternyata, si anak nantinya tidak akan melanjutkan di sekolah Wonderful Planet ini. Padahal si anak begitu bahagia bersekolah di sini. Meski rumahnya jauh dari sekolah, si anak begitu menikmati perjalanan menuju sekolah. Lalu kenapa harus pindah? Awalnya kami guruguru mengira si anak terlalu lelah dengan perjalanan jauh. Tapi si ibu bilang: wah karena harus nganter sekolah dulu, saya jadi telat terus masuk kerja.


Mengejar karier sih sahsah saja buat siapapun. Tapi bukan berarti anak jadi dinomersekiankan. Jangan cuma mau bikinnya aja, tapi abis itu nggak bertanggung jawab mengurusnya.



Kalau boleh rasanya pengen deh saya bawa pulang muridmurid saya yang ditelantarin sama orangtuanya. Sini buat saya aja, biar nanti saya urus, saya rawat, saya didik.

3 kicauan:

almasdeo said...

ya itulah cermin kehidupan perkotaan,,,,,,orang tua sibuk bekerja dengan alasan untuk anaknya......

gone, ntar klo aku punya anak nitip aja ya ma kamu...hahaha

Giasinta Angguni Pranandhita said...

iya, sedih ya Mas.

wah kamu berarti salah satu orangtua ga bertanggung jawab dong. masa anakmu mau kamu titipin? hehehehehe. boleh2 sini sekolahnya sama Tante Angguni ya :)

almasdeo said...

karena saya bertanggung jawab makanya saya menitipkan ke kamu.....HAYO bingung toh??

 

(c)2009 racauan si tukang cerita. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger