Wednesday, December 07, 2011

selalu galau kalo bagi rapot :(

kepada yth.
orangtua murid
di manapun Anda berada



terima kasih ya sudah menyempatkan diri untuk mampir ke sekolah hari ini. saya senang bisa mengobrol banyak dengan Anda. tapi ada beberapa hal yang mengganjal di hati dan pikiran saya setelah bertemu dengan Anda. mungkin ganjalan ini tidak saya utarakan pada pertemuan tadi. soalnya baru kepikiran sekarang. hehehehe.


gini gini, saya mau tanya nih. waktu Anda memilih sekolah untuk putra/putri Anda, apakah Anda sadar bahwa sekolah kami ini adalah sekolah  umum, bukan sekolah agama? apakah Anda sadar sejak awal bahwa sekolah kami memang tidak mengajarkan konsep agama apapun kepada muridmurid? dan apakah Anda benarbenar menyadari sepenuhnya bahwa putra/putri Anda baru berusia 2 tahun dan tentu saja konsep agama masih terlalu abstrak buat mereka (yaiyalah, pipis aja masih bingung apalagi ngomongin agama) ?


terus terang saya bingung deh kalau Anda mempertanyakan: kenapa saat tiba di sekolah, anak hanya disambut dengan ucapan 'selamat pagi' bukannya  'assalamualaikum'? kenapa anak gak disuruh buat tanda salib dulu sebelum makan? kenapa gak ada yang ngajarin ngaji?


lah lah lah. saya beneran heran campur kaget. putra/putri Anda kan hanya bersama kami selama dua jam setiap kali pertemuan, dua kali pertemuan seminggu. sisanya tentu saja lebih banyak berada di rumah, entah bersama Anda, entah bersama pengasuh.


sekarang saya ingin balik bertanya pada Anda: apakah di rumah Anda telah menerapkan konsep beribadah pada putra/putri Anda? apakah Anda sering sholat atau ngaji sehingga putra/putri Anda terbiasa mendengar? apakah Anda selalu membuat tanda salib setiap kali akan makan? apakah Anda membiasakan putra/putri Anda mengucapkan 'assalamualaikum' sambil cium tangan?


jika jawabannya tidak, ya saya sih cuma pengen ketawa aja. Anda berharap sekolah nasional yang cuma mendampingi putra/putri Anda empat jam seminggu mengajarkan tentang konsep beragama sedangkan Anda sendiri tidak pernah mengajarkan apaapa di rumah. aneh!


lagipula menurut saya, jauh lebih penting mengajarkan mengenai toleransi terhadap teman lain daripada ngocehngoceh sampe mulut berbusa tentang konsep agama ke anak umur 2 tahun. di sekolah, kami mengajarkan bagaimana menghargai dan menghormati teman serta guru. kami merayakan semua pesta tanpa perlu menyebutkan bahwa sebenarnya yang merayakan adalah orang Kristen atau orang Islam.


ada perayaan Pesta Ketupat. kami tidak menyebutnya dengan Pesta Lebaran. kami memasang dekorasi yang berkaitan dengan tradisi bukan dengan kitab suci, misalnya ketupat, bedug, unta, pohon kurma. ada lagi yang namanya Pesta Akhir Tahun. kami tidak menyebutnya dengan Pesta Natal dan Tahun Baru. kami memasang dekorasi yang berkaitan dengan tradisi bukan dengan kitab suci, misalnya pohon terang, santa klaus, frosty the snowman, candy cane, salju.


mengajarkan toleransi adalah dengan membiarkan putra/putri Anda ikut merayakan semua pesta tersebut. jangan hanya memilih pesta yang dianggap sesuai saja dan melarang mereka mengikuti perayaan pesta yang dianggap bertentangan. pakaikan saja mereka baju sesuai dresscode lalu biarkan mereka merayakan kemeriahan dan keceriaan pesta tanpa perlu pusing dengan konsep agama. harapan kami mereka merasakan nuansa yang berbeda dari setiap pesta dan tetap bisa menghargai perbedaan itu.


saran saya, jika Anda sendiri kurang yakin bisa memberikan pendidikan agama kepada putra/putri Anda,  mendingan mereka disekolahkan di sekolah yang mengusung satu agama, bukan sekolah umum. pendidikan anakanak memang susahsusah gampang. memasukkan mereka ke sekolah tidaklah semudah ngangon kambing ke padang rumput lalu dibiarin gitu aja dan setelah selesai kemudian digiring pulang ke kandang (halah! macem pernah aje ngangon kambing :P). perlu ada kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua.


semoga surat saya ini semakin mengakrabkan kita ya, Bapak/Ibu. toss dulu ah biar kita makin kompak dalam mendidik anakanak.



salam,
ibu guru yang supergalau tiap kali abis bagi rapot





*psstt...kegalauan lain pasca bagi rapot semester lalu bisa dilihat di sini

3 kicauan:

Bulan said...

Hahaha.. :) Ucapkan dengan senyum pada orangtua murid itu "Kami mengajarkan konsep agama kok Pak, Bu.. Kami mengajarkan kasih.. Itu konsep agama kan.." Kalau mereka masih menuntut ya berarti mrk ga tau apa itu konsep agama.. Hihihi..

Tetap senyum yaaaaaa... *smooch!!*

Giasinta Angguni Pranandhita said...

yaiy yaiy yaiy terima kasih ya ibu guru idolaaaa :)

B. E. Widha Karina said...

setujuuuuuuuhhh!!!
ketjup ibu guyuu..

:* :*

 

(c)2009 racauan si tukang cerita. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger